Monday 18 February 2013

Innovation management (Assignmnet 2)



What is Philosophical innovation?

Innovation in the philosophical arena appears to be very distant from the hustle and bustle of business innovation. However, new philosophical thinking impacts profoundly on society and the way it manages and conduct it self. Philosophical thought guides society by advancing knowledge and also by defining what is right and what is wrong. For example, Michael Faraday’s discovery of electromagnetism or Isaac Newton’s laws of science are philosophical advances that transformed society. Newton’s laws of mechanism underpin a whole multitude of innovation, from bridges to spacecraft. In its guidance role, philosophical thought paves the ground for society action and behavior. The current era of what could be viewed as egocentric consumption is a part of a wider shift in society from worldwide of virtue rooted in religious faiths to the relativism of post-modernist society.

What is creativity?

Creativity can be defined in various ways, depending on the standpoint from which it is being examined. It can be defined from a psychological, a social, an individual or an organizational perspective. From an organizational standpoint creativity is the ability to consistently produce different and valuable results.

The range of scholarly interest in creativity includes a multitude of definitions and approaches involving several disciplines; psychology, cognitive science, education, philosophy (particularly philosophy of science), technology, theology, sociology, linguistics, business studies, and economics, taking in the relationship between creativity and general intelligence, mental and neurological processes associated with creativity, the relationships between personality type and creative ability and between creativity and mental health, the potential for fostering creativity through education and training, especially as augmented by technology, and the application of creative resources to improve the effectiveness of learning and teaching processes.

Creativity is a process of developing novel and useful ideas, whether an incremental improvement or a world-changing breakthrough. As a simple level, being creative involves.

-          Consistently producing a lot of ides.
-         Putting existing, or new ideas together in different combination.
-          Breaking an idea down to take a fresh look at its parts.
-          Making connection between the topic at hand and seemingly unrelated facts, events or observations.

References:
K.Ahmed, D.Shephard,  Innovation management: Context, systems & process, Pearson 2010.

 Examples of Innovation products


a) Pocket shower

How it working without electricity?


Well the distant dream of being able to have a proper shower in the middle of nowhere is now a reality thanks to the pocket shower. This tiny gizmo unfolds to reveal a high performance waterproof reservoir that holds a mighty ten liters of water. The black fabric will (given a sunny day) warm the water up in no time. You just string it up to a tree and open up the attached shower head – hey presto, you can now luxuriate in a seven minute shower, get squeaky clean, and gloat at the wet wiped masses, and it packs up into a neat package smaller than your fist. Beat the pong with the Pocket Shower.

The newest addition to the Sea to Summit Pocket series - the Pocket Shower is made of the same high quality, wear-resistant, waterproof fabric as our Lightweight Dry Sacks and features the same roll-top closure. Built into the base is a compact showerhead that operates with an easy-to-use on/off twist mechanism. The twist spout also serves to adjust the flow of water, delivering an efficient trickle to a free-flowing shower. Fill the 10 Liter (2.6 gallon) Pocket Shower, roll it to close at the top and hang it from two tough Delrin™ D rings with the 20 feet of lightweight cord provided. 

The black fabric soaks up sun during the day at basecamp for a warm shower or fill it at the end of the day for a cool rinse.

-          Super compact and light: zips into a pouch that measures only 3” x 6” and weighs just 4.25ounces
-          Gives about an 8 and a half minute shower with shower head fully open
-          Contoured shower head with graduated apertures for equal spray dispersion
-          Simple and easy-to-use twist mechanism for turning on/off and for flow adjustment
-          Bar tack attached Delrin™ D rings
-          20 foot cord included
-        For multi-function, the Pocket Shower can also be used as a regular dry sack to transport clothes or sleeping bag

References:

b) Mejikara Anti-Wrinkle Glasses (Anti-aging goggles)

Embarrassed by those wrinkles starting to appear near your eyes? Slip on these goggle-style glasses and you won't look tired and old any more! Just wearing the Mejikara for 5 minutes every day will improve the appearance of your face.

How it works?

On the inside of the Mejikara there are specially-designed ridges which massage and help your skin. It puts gentle pressure on the skin and pushes those sagging eyes back up to where they once were! It might seem like another wacky Japanese invention but in fact the Mejikara has been a sleeper hit here, and we can see why!

The Mejikara feature:
-          Glasses size: 5 x 16.5 x 0.8cm (2 x 6.5 x 0.3")
-          Band size: small (54-56cm, 21.3-22"), medium (56-58cm, 22-22.8"), large (58-60cm, 22.8-23.6")
-          Made from silicone rubber
-          Made in Japan

References:

Thursday 14 February 2013

Jika Cinta, Apa Buktinya?

Ya, kita 'tahu' kita perlu mencintai Allah SWT. Tapi adakah kita 'faham' dan 'jelas' samada kita sudahpun mencintai Allah SWT ataupun belum? Apakah bukti kita mencintai Allah SWT? Mari ikuti 'checklist' berikut untuk mengenalpasti sejauh mana kita meletakkan Allah SWT menempati cinta paling utama di hati kita.

1. Segera Menyahut Call Daripada-Nya.
"Allahu akbar! Allahu akbar!" Allah SWT memanggil. Tika itu kita sedang asyik menonton rancangan kegemaran. Apa selalunya reaksi kita pada panggilan-Nya?

"Di atas nama cinta pada yang selayaknya...kunafikan yang fana..." Melodi handphone pula berirama. Tika itu kita sedang sibuk studi sebab esok final exam. Kita tangguhkan atau kita segera mengangkatnya?
Bukti cinta, letakkanlah Kekasih Agung sebagai prioriti. Letakkan keinginan kita sama dengan keinginan Kekasih, tidak bertentangan. Jika Allah SWT ingin berjumpa, tunjukkanlah kita juga ingin berjumpa Allah SWT. Malah, apa yang kita inginkan pun ditanya kepada Allah, bukan berasal daripada diri kita sendiri.
Misalnya, keinginan memilih pakaian.

Wajarkah orang yang cinta kepada Allah SWT berkata begini: "Aku tak nak pakai tudung ke, nak pakai jeans ke, tak pakai apa-apa ke, suka hati akulah." Sudahkah ditanya kepada Allah SWT, pakaian bagaimanakah yang Allah SWT suka? Jika Allah SWT diletakkan sebagai kekasih, tentulah kesukaan-Nya yang akan kita utamakan.

Orang yang egois, suka dirinya disanjung dan dipuja tapi tidak suka menyanjung dan memuja. Dia mahukan Allah SWT mengikuti keinginannya tetapi dia tak suka mengikuti keinginan Allah SWT, enggan melakukan apa yang Allah suruh. Benarkah kita cinta kepada Allah SWT tatkala kita memaksa Dia memakbulkan doa-doa kita sedangkan hidup seharian kita asyik bergelumang dosa tanpa taubat?

2. Memberi Perhatian Kepada SMS dan Email Daripada Allah.
Kecintaan Rasulullah SAW dan para sahabat nampak jelas buktinya apabila mereka sangat cintakan al-Quran. Al-Quran itulah SMS dan Email daripada Allah SWT supaya kita perhatikan selalu.
Generasi awal membudayakan al-Quran dalam hidup seharian. Apabila saling bertemu, mereka suka minta dibacakan al-Quran untuknya. Rasulullah SAW pernah meminta Ibnu Abbas membacakan al-Quran untuknya. Kata baginda,  "Bacakan al-Quran kepadaku."

Ibnu Abbas lalu membaca sehingga ke surah An-Nisa':  ayat 41. Rasulullah SAW minta dicukupkan kerana tidak tahan menanggung air mata sebak. (Rujuk HR BukhariMuslim).
Suatu malam, Rasulullah SAW melewati rumah Abu Musa al-Asya'ri yang sedang membaca al-Quran dalam solat malam, Rasulullah terus terpegun dan menangis. (HR BukhariMuslim).
Suatu saat Abu Musa al-Asya'ri datang kepada Umar. Umar berkata,"Ingatkan kami kepada Tuhan kami."

Lalu al-Quran dibacakan. Umarpun menangis.
Jadi, jika benar kita cintakan Allah, cintailah juga kalam-Nya. Ajaklah kawan-kawan kita membudayakan al-Quran. Biar al-Quran menjadi perbualan harian dan mimpi malam kita. Jadikan kerinduan menatap al-Quran lebih mendalam daripada kerinduan menatap sms, email dan facebook.

3. Memandang MMS-Nya Selalu.
Memandang MMS Allah? Aik, macam mana tu? Ya, kita tidak dapat memandang zat Allah yang Maha Tinggi di dunia. Namun, kita masih boleh memandang 'kebesaran-Nya'.

Allah SWT sudah hantar MMS pada kita. Lihatlah pesona alam yang menghijau, lihatlah gumpalan awan yang memukau, lihatlah gelora laut yang membiru dan lihatlah kehidupan yang penuh ranjau. Semuanya membentangkan sifat-sifat Allah SWT yang Maha Agung, Maha Pencipta, Maha Bijaksana, Maha Pengasih dan Penyayang.
 
Semakin direnung, semakin diri terasa kerdil. Tatkala diri terasa kerdil, akan timbul rasa pergantungan pada Yang Maha Besar. Tika rasa ingin memandang-Nya makin kerap menjengah hati, ia suatu bukti kita semakin cinta kepada Ilahi.

4. Malu-malu Saat Dating dengan-Nya.
Anda pernah bertembung mata dengan seseorang yang dikagumi agama dan akhlaknya? Rasa malu tak? Biasanya, hanya terdaya memandang sepintas lalu sahaja.
Anda pernah dirisik atau bertunang? Bagaimana perasaan saat direnung bakal ibu mertua?  Hmm, rasa ingin tunduk sampai mencium lantai, kan?
Bagaimana pula saat berhadapan dengan 'orang besar' atau Raja? Sanggupkah kita membiarkan mata melilau ke mana sahaja? Sudah tentu kita memfokuskan perhatian kepadanya dengan kepala yang sedikit menunduk. Betul tak?

Kenapa? Kerana dorongan rasa malu dan kerana kita meletakkan mulia pada kedudukan orang yang memandang kita itu.

Allah SWT pernah memuji kesempurnaan adab kekasih-Nya, Muhammad SAW pada malam israk mi'raj. Firman Allah SWT yang bermaksud, "Penglihatanya (Muhammad) tidak berpaling (fokus) dari yang dilihatnya itu dan tidak pula melampauinya (tidak memandang dengan tajam)." (An-Najm: 17).

Bukankah saat solat itu adalah saat kita dating malah kadang kala itulah saat kita berkhalwat dengan Allah SWT? Jika benar kita cintakan Allah SWT, buktikan dengan menjaga adab memandang di dalam solat. Rasulullah SAW melarang kita solat sambil memandang ke atas. Berdiri di hadapan Allah SWT, kita mestilah berdiri tegap, menundukkan kepala dan memfokuskan pandangan ke tempat sujud.

Hakikatnya, Allah SWT bukan sahaja memandang kita di dalam solat, bahkan setiap saat. Sama-samalah kita menjaga rasa malu pada-Nya sebagai bukti kita cintakan Dia.

5. Sentiasa rindu dan ingat pada -Nya.
Wujudkah cinta tanpa rindu? Jika benar kita mencintai Allah SWT sebagai cinta agung, Dialah yang sepatutnya paling kita rindui.
Bagaimana merindui suatu yang kita tidak tahu zat-Nya? Bersabar dan berharaplah saat-saat indah dapat menatap wajah-Nya.

Firman Allah SWT yang bermaksud, "Barangsiapa rindu dan berharap pertemuan dengan Allah,
maka sesungguhnya waktu (yang dijanjikan) Allah pasti datang." (Al-Ankabut: 5).

Rindu pada Allah SWT terubat seketika apabila kita menghadiri majlis ilmu yang mentauhidkan Allah SWT. Rindu pada Allah SWT juga terbias pada rindukan al-Quran, rindukan tahajjud, rindukan orang-orang soleh dan rindukan kebenaran.

6. Banyak Menyebut-nyebut Nama-Nya.
Apakah topik perbualan harian kita dengan kawan-kawan? Soal artis? Soal drama TV? Soal pelajaran? Soal si dia?

Kalau kita cintakan Allah SWT, apa kata,  kita sama-sama jadikan Allah SWT sebagai perbualan harian. Ingin berbicara topik apa sahaja, pastikan Allah tidak lekang di bibir dan dikaitkan bersama. Mudah sahaja,

contohnya:
"Alhamdulillah, Allah izin saya dapat juga A- dalam subjek ni."
"Dia sedang mengumpat saya! Tak mengapalah, Allah ada. Allah akan bela saya."
Selalunya, dalam kesusahan, atau tika ditimpa bahaya sahaja, orang mudah kembali ingat pada Allah SWT. Beruntunglah orang yang sering mengingati Allah SWT di saat senang, nescaya Allah SWT akan mengingatinya di saat susah.

Ingatan pada Allah SWT terzahir juga pada banyaknya zikir. Ada 4 tingkat zikir menurut Ibnul Qayyim al-Jauziyah iaitu:

1) Tertinggi: Berzikir dengan lidah dan hati yang sama-sama merasai. Hati lebih-lebih lagi menikmati.
2) Berzikir dengan lidah dan hati tapi tidak merasai.
3) Berzikir dengan hati sahaja, sekadar ingat bukan merasai.
4) Berzikir dengan lidah sahaja, hatinya lalai.

Samada zikir kita di tingkat pertama atau keempat, Allah SWT tidak akan mempersiakan setiap zikir hamba-Nya ini melainkan diberikan pahala. Begitulah Allah SWT menghargai setiap rindu dan ingatan kita pada-Nya. Adakah kita juga menghargai Dia?

7. Bersabar dengan Ujian Allah
Lumrah cinta akan ada ujian. Ujian itu bagi mengenalpasti setakat mana dalamnya cinta. Kadangkala kita melalui beratnya ujian, tidak tertanggung rasanya. Ketahuilah, seberat manapun ujian kita, kita tidak pernah diuji supaya menyembelih anak sendiri atau meninggalkan insan tercinta di padang sahara. Kita juga belum lagi diuji dengan lemparan batu, sanak-saudara memboikot dan membenci atau berperang menentang musuh.

Ujian-ujian yang besar ini menjadikan para Nabi istimewa di mata Ilahi. Jadi, kalau benar kita cinta pada-Nya, usah mengharapkan hidup tanpa ujian. Usah juga meminta-minta ujian yang lebih besar . Berdoalah agar diberi kekuatan menghadapi apa jua ujian dari-Nya. Dia lebih tahu ujian mana yang layak bagi kita. Apa yang perlu diingat, Allah SWT sengaja menguji kita untuk mengenal dan membuktikan siapa yang lebih mencintai Dia.

8. Mencintai Segala Sesuatu yang Berkait dengan Allah.
Jika sudah terpikat, melihat atap kolej si diapun sudah mengubat. Apa-apa sahaja yang ada kaitan dengannya memberi rasa debaran di dada. Malah, perkara yang ada kaitan itupun terasa istimewa. Begitulah lumrah cinta.

Apakah pula bukti kita terpikat pada cinta Allah SWT?  Sudah tentu apabila kita mencintai sesuatu yang ada kaitan dengan-Nya, itu bukti kita ingin lebih akrab dengan-Nya. Contohnya kerinduan muslim kepada Kaabah kerana Kaabah adalah baitullah (Rumah Allah). Maka, Kaabah juga dirasakan istimewa. Itu suatu bukti cinta.

Jika masih belum mampu meluah rindu di Kaabah, manfaatkan rumah-rumah Allah yang berhampiran kita. Jangan biarkan masjid dan surau sunyi tanpa kunjungan para pencinta. Buktikanlah cinta kita pada-Nya.

9. Luapan Perasaan Luar Biasa Saat Berhubungan dengan Allah. (Khusyuk).
Firman Allah SWT yang bermaksud, "Sungguh, orang-orang yang beriman ialah apabila disebut nama Allah, akan gementar hati mereka, bila dibacakan ayat-ayatnya, bertambahlah iman mereka kerana-Nya, dan hanya kepada Tuhan mereka sahajalah mereka bertawakkal."(Al-anfal:2).

Mendapat khusyuk amat sukar. Namun kita masih mampu berusaha mendapatkannya. Semoga amalan kita tika ini lebih baik daripada yang tadi. Sentiasa lakukan yang lebih baik untuk mencapai yang terbaik.

10. Cemburu
Cemburu dan cinta tidak dapat dipisahkan. Tanda cinta kepada Allah SWT, kita akan cemburu apabila ada orang yang lebih mencintai kekasih kita hingga kekasih kita juga lebih cinta kepadanya. Ianya cemburu yang positif bukan cemburu yang dibiarkan bertukar menjadi fitnah.

Cemburulah kepada orang yang lebih berilmu, ulama', dan orang yang lebih banyak beramal. Bukan cemburu kosong tapi dalam rangka untuk mencontohi mereka. Dalam solat pula, cemburulah kepada orang yang solatnya lebih awal waktu, dapat berjemaah, dan solatnya lebih khusyuk kerana dia lebih mendapat perhatian Allah SWT ketika itu.

11. Berusaha keras meraih redha Allah.
Seterusnya, bukti kita mencintai Allah SWT ialah apabila kita sanggup melakukan apa sahaja demi menggapai redha Allah SWT. Ada 3 kondisi pencinta menurut Ibnul Qayyim al-Jauziyah iaitu:

1)Berat hati untuk mencintai namun dia memaksakan diri.
2)Cinta makin menguat dan dia patuh.
3)Cinta menetap di hati dan dia sanggup mengorbankan apa sahaja.

Cinta kita kepada Allah di tahap mana? Apapun tahapnya, mulai saat ini, buktikanlah kepada Allah SWT, kita sangat cinta pada-Nya. Jom!

- Artikel iluvislam.com
Ditulis oleh Fatimah Syarha Mohd Noordin. Beliau merupakan penulis novel tauhid. Terbaru beliau menghasilkan novel Sebarkan CintaMu terbitan PTS. Beliau juga menulis di http://sebarkanbahagia.blogspot.com